Cerita Nabi Musa Laut Merah Terbelah dan Tongkat menjadi Ular

Kisah Nabi Musa ceritakita.web.id
Mesir merupakan negara yang besar dan kuat. Namun sayangnya, kekuatan dan kemakmuran hanya dinikmati oleh raja dan para pengikutnya. Raja Mesir dikenal dengan sebutan Firaun. Firaun menetapkan perbedaan kasta dan membagi masyarakat berdasarkan suku. Dia sangat kuat dan menyebut dirinya sendiri sebagai dewa. 

Pada suatu malam, Firaun bermimpi tentang bara api yang datang dari arah Baitul Maqdis. Api itu membakar seluruh Mesir, kecuali rumah-rumah kaum Bani Israil. Firaun bertanya kepada para penyihir istana tentang artinya mimpinya. "Itu artinya, akan lahir dari keturunan Bani Israil yang akan menghancurkan kerajaanmu," kata sang penyihir. Kaum Bani Israil adalah kaum dengan kasta paling rendah di Mesir. 

Firaun marah besar. Dia berkata, "Bunuh semua anak laki-laki yang lahir dari Bani Israil. Tidak boleh ada satupun yang selamat!". "Siap! Baginda!" seru prajurit. Sejak itu, para prajurit Firaun selalu berkeliling ke rumah-rumah kaum Bani Israil dan membunuh semua bayi laki-laki yang mereka temukan. Karena perintah tersebut, keadaan di Mesir berubah menjadi mengerikan. 

Kecemasan dan ketakutan menghantui keluarga Imran. Tiga bulan yang lalu, Yukabad, istrinya melahirkan seorang bayi laki-laki yang tampan dan sehat. Ketika keduanya sedang kebingungan, datanglah petunjuk dari Alloh. "Susuilah dia. Jika kamu khawatir, hanyutkan dia ke sungai Nil. Sesungguhnya, kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya salah satu dari para Rasul."

Yukabad lantas membalut putranya dengan pakaian hangat dan menempatkannya ke dalam peti kecil. Ketika tentara Firaun datang, dia menghanyutkan keranjang itu ke sungai. "kamu ikuti keranjang adikmu, jangan sampai kehilangan," kata Yukabad kepada anak perempuannya. Sang kakak mengangguk. Sepanjang malam, dia mengikuti keranjang adiknya itu di sepanjang sungai Nil. 

Arus sungai membawa keranjang bayi itu ke istana Firaun. Dan akhirnya, ditemukan oleh Asiyah, Istri Firaun. Dia dan para dayang membawa bayi itu ke istana. Asiyah merupakan wanita yang shaleh. Dia tidak tega jika harus membunuh bayi yang tidak berdosa. Akhirnya, dia mengangkat bayi itu menjadi anaknya. Dan memberinya nama Musa yang artinya diangkat dari Air. Kelak, dia akan menjadi Nabi Alloh. 

Asiyah menitipkan Nabi Musa kepada keluarga-keluarga yang sedang menyusui. "Jadilah ibu susu bagi anakku." pinta Asiyah. Namun sayangnya, Nabi Musa sama sekali tidak mau menyusu. Hal ini membuat Asiyah bingung dan khawatir. Kemudian, datanglah kakak Nabi Musa. Dia berkata, "Hamba tahu seorang wanita yang mungkin saja bisa menyusuinya." Asiyah pun meminta sang kakak untuk menjemput wanita itu. 

Wanita yang dimaksud adalah Yukabad, Ibunda Nabi Musa sendiri. Ketika Yukabad sampai di istana, Nabi Musa sedang menangis karena lapar. Tapi, tangisan itu langsung berhenti ketika Yukabad menggendongnya. Kemudian, Nabi Musa menyusu hingga kenyang. Asiyah bahagia melihat anaknya tertidur pulas. "Jadilah ibu susu untuk anakku," minta Asiyah. Sesuai dengan janji, Alloh mengembalikan anak Yukabad. 

Nabi Musa tumbuh dengan baik. Dia mendapatkan kasih sayang dari dua orang ibu. Pada suatu hari, Nabi Musa duduk dipangkuan Firaun. Dan tanpa sengaja, Nabi Musa menarik jenggot Firaun. "Aduh! teriak Firaun kesakitan. Wahai istriku mungkin anak inilah yang akan menjatuhkan kekuasaanku." "Sabarlah, dia masih anak-anak," kata istrinya dengan lembut. 

Ketika dewasa, Nabi Musa muali sadar bahwa dirinya bukanlah anak kandung Firaun. Dia adalah anak angkat yang berasal dari kaum Bani Israil. kaum yang selama ini mendapatkan perlakukan buruk dari Firaun. Suatu hari, Nabi Musa berniat menolong seorang pemuda Bani Israil yang sedang disiksa oleh prajurit Firaun. Tanpa sengaja, Nabi Musa memukul prajurit dan membuat tewas. 

Kabar tentang pembunuhan itu sampai ke telinga Firaun. Dia marah karena perjuritnya tewas gara-gara kaum Bani Israil. Nabi Musa terdesak, jika dia tidak melarikan diri, nyawanya pasti akan terancam. Kemudian, dia memutuskan untuk pergi dari kota Mesir. Dia terus menerus berjalan hingga akhirnya tiba di Kota Madyan. 

Nabi Musa singgah di rumah Nabi Syuaib dan menceritakan semua yang dialaminya. Sejak saat itu, dia tinggal bersama Nabi Syuaib sambil membantu menggembalakan ternak. Tidak terasa, 10 tahun telah berlalu. Nabi Syuaib merasa bahwa Nabi Musa merupakan lelaki yang baik. Beliau kemudian menikahkan putrinya, Shafura, dengan Nabi Musa. 

Suat hari, Nabi Musa tiba-tiba rindu pada Mesir. Dia ingin sekali pulang ke kampung halamannya itu. Terlebih lagi, kabar tentang kekejaman Firau dan bala tentaranya semaikin meningkat setiap hari. Mereka terus menerus menindas Bani Israil. Nabi Musa ingin menyelematkan kaumnya. Dia pun memohon izin kepada Nabi Syuaib untuk pergi ke Mesir bersama istrinya. 

Perjalanan menuju ke Mesir sangat jauh dan berat. Hari sudah gelap ketika Nabi Musa tiba di Bukit Sinai. Malam itu begitu dingin. Nabi Musa melihat-melihat ke sekitar mencari sesuatu yang bisa dijadikan penghangat. Dia kemudian melihat seberkas cahaya. Ah, ternyata itu adalah cahaya api. Nabi Musa pun meminta istrinya menunggu, sementara dirinya akan pergi sebentar untuk mengambil api tersebut. 

Nabi Musa berjalan ke puncak bukit sendirian. Betapa terkejutnya dia ketika melihat api itu bukanlah api biasa. Api itu melayang-melayang di udara. Dan sesaat kemudian, terdengar sebuah suara, "Ya Musa, sesungguhnya aku adalah Alloh. Tuhan semesta alam." Allohu Akbar! Alloh mengangkat Nabi Musa menjadi Nabi untuk menyadarkan Firaun dan mengajaknya beriman kepada Alloh. 

Pada malam itu, Nabi Musa berbincang secara langsung dengan Alloh. Dalam peristiwa itu, Alloh memberikan dua mukjizat kepada Nabi Musa. Yaitu tongkat yang bisa berubah menjadi ular dan tangan yang bersinar. Setelah menerima wahyu, Nabi Musa kemudian melanjutkan lagi perjalanannya ke Mesir. Tempat yang pertama didatangi adalah rumah orang tua kandungnya. 

Nabi Musa memilikii seorang Kakak laki-laki yang baik dan shaleh. Dia adalah Harun. Kelak, Harun juga diangkat menjadi Nabi utusan Alloh. Nabi Musa memiliki kekurangan dalam berbicara. Lidahnya pernah terbakar ketika masih kecil dan membuat Nabi Musa menjadi cadel. Nabi Musa pun mengajak Nabi Harun untuk membantunya berdakwah. Mereka berdua pun berjuang bersama. 

Nabi Musa memulai dakwahnya di Mesir. Dalam sekejap saja, langsung tersebar kabar tentang Nabi Musa yang membawa ajaran agama baru. Nabi Musa mengajak penduduk Mesir untuk menyembah Alloh semata. Tiada Tuhan selain Dia. Tentu saja, hal ini membuat Firaun marah. Dia memerintahkan agar Nabi Musa ditangkap dan dibawa ke istana.

Engkau mengaku sebagai Rasul utusan Tuhan. Padahal akulah Tuhan di negeri ini! Pada kesempatan itu, Nabi Musa Mengajak Firaun untuk bertaubat dan beriman kepada Alloh. Namun, ajakan itu ditolak. "Aku memiliki ahli sihri terhebat. Buktikan jika engak memang utusan Tuhan. kalahkan para penyihirku!" ucap Firaun. 

Para penyihir istana melemparkan seutas tali yang kemudian berubah menjadi ular kecil. "Kamu bisa menciptakan ular. Bagaimana denganmu Musa?" tantang para penyihir itu. Alloh berfirman, meminta Nabi Musa untuk melemparkan tongkat milikinya. Nabi Musa pun melemparkannya. Atas izin Alloh, tongkat itu berubah menjadi ular raksasa yang kemudian menelan ular kecil itu.

Firaun sudah melihat sendiri mukjizat Nabi Musa. Tapi dia tetap tidak mau mengakui. "Itu hanyalah sihir!" kata Firaun kepada Musa. "Jika engkau benar utusan Tuhan berikan aku bukti lagi!" Nabi Musa kemudian mengeluarkan tangannya dari saku. Tangan itu memancarkan cahaya yang sangat menyilaukan mata. Membuat Firaun dan pasukannya tidak bisa membuka mata mereka. 

Setelah peristiwa itu, kaum bani Israil di Mesir berbondong-bondong berimana kepada Nabi Musa. Hal ini membuat Firaun semakin membencir Nabi Musa. Firaun melakukan segala cara untk mengganggu dakwah Nabi Musa. Salah satu cara yang digunakan adalah dengan menyiksa para pengikut Nabi Musa. "Cepat tinggalkan Musa, atau seluruh keluarganmu akan dibunuh!" ancam prajurit Firaun. 

Perjuangan Nabi Musa mengajak Firaun beriman kepada Alloh sungguh berat. Mereka selalu saja menantang Nabi Musa dan menindas siapa saja yang mengikutinya. Maka, Alloh pun menurunkan Azab kemarau panjang melanda dan menyebabkan semua lahan mengering. Setelah kekeringan panjang, Alloh menurunkan banjir untuk mereka. seluruh harta benda mereka hanyut ditelan air. 

Mesir mengalami kekacauan besar. Namun, Firaun tetap belum sadar. Kemudian Alloh mengirim ribuan belalang ke ladang-ladang orang Mesir. Akibatnya, mereka pun gagal panen. Berbondong-bondong warga menemui Nabi Musa. Mereka berkata "Hai, Musa jika kamu dapat menghilangkan azab ini, pastilah kami akan beriman kepadamu."

Namun, setelah Nabi Musa menghentikan azab itui, mereka mengingkari janji. Alloh pun menurunkan azab-azab lainnya. Bukannya sadar, Firaun justru menuduh Nabi Musa lah sumber bencananya. Segera tangkap Musa dan penjarakan dia. Tangkap juga semua pengikutnya! Supaya mereka tahu bahwa hanya aku lah Tuhan yang pantas disembah!

Pasukan Firaun memburu semua pengikut Nabi Musa. Dalam keadaan terdesak, Nabi Musa menerima wahyu dari Alloh untuk keluar dari Mesir dan pergi ke Baitul Maqdis. Namun, rombongan Nabi Musa terpaksa berhenti di lau merah. Mereka tidak punya perahu ataupun kapal untuk menyeberang. Padahal tentara Firaun terus mengejar mereka. 

Bagaimana caranya Nabi Musa dan kaumnya bisa menyeberang? Inilah salah satu mukjizat terbesar Nabi Musa. Alloh memerintahkan agar Nabi Musa memukulkan tongkat ke laut. Dan seketika itu juga, air laut terbelah menjadi dua. Allohu Akbar! Nabi Musa dan kaumnya bergegas berlari. Di belakang mereka, pasukan Firaun sudah terlihat. Mereka ikut menyeberangi laut yang terbelah itu. 

Setelah Nabi Musa dan kaumnya sampai di seberang laut merah, Alloh mengembalikan air laut itu seperti sedia kala. Dan lautpun menelang Firaun dan semua pasukannya. Tidaaaaak! Apa yang terjadi pada air laut ini?! Peristiwa ini terjadi pada tanggal 10 Muharram dan dikenal dengan nama hari Asyura.

Kaum Bani Israil meneruskan perjalanan. Ketika mereka berhenti di Bukit Sinai, Alloh menurunkan wahyu lagi. Alloh meminta Nabi Musa untuk pergi ke puncak bukit dan berpuasa selama 40 hari. Nabi Musa berdoa, "Ya Tuhanku, tampakkanlah zat-Mu kepadaku syapaya aku dapat melihatMu." Namun, keinginan Nabi Musa itu tidak terkabul. Alloh berfirman : "Engkau tidak akan sanggupun melihatKu"

Setelah 40 hari, Alloh menurunkan kitab suci kepada Nabi Musa. Kitab itu dikenal sebagai kitab Taurat. Kitab yang berisi tuntunan hidup bagi kaum Bani Israil. Agar mereka selalu berada di jalan yang benar. Subhanallah! Alloh meninggikan derajat Nabi Musa. beliau adalah seorang Nabi serta Rasul utusan Alloh yang berasal dari keturunan hebat yaitu Nabi Ya'qub a.s.


Tags