Cerita Nabi Harun dan Patung Sapi Emas buatan Samiri

Kisah Nabi Harun ceritakita.web.id
Nabi Harun a.s. merupakan saudara kandung Nabi Musa a.s. Dia lahir sebelum Firaun mengeluarkan perintah untuk membunuh semua bayi laki-laki dari kaum Bani Israil. Sedangkan Nabi Musa lahir tepat saat perintah itu dikeluarkan. Untuk menyelamatkan nyawanya, dia terpaksa dihanyutkan di Sungai Nil hingga akhirnya ditemukan oleh istri Firaun. Mereka berdua pun berpisah dan tidak tumbuh bersama. 

Nabi Harun tumbuh di tengah-tengah keluarga yang shaleh. Sejak kecil, dia mendapatkanajaran agama yang benar. Dan membuatnya tumbuh menjadi pribadi yang baik hati. pemaaf, ramah dan suka menolong orang lain. Salah satu kelebihan lain dari Nabi Harun adalah, dia sangat pandai bicara. Bahasa yang digunakan selalu tepat, sehingga orang yang mendengarnya akan merasa senang. 

Meskipun Nabi Harun dan Nabi Musa tidak tumbuh bersama, namun ada ikatan yang kuat di antara mereka. Hal ini terbukti, ketika mereka bertemu saat keduanya sudah sama-sama dewasa. Saat itu, Nabi Musa baru saja datang dari Madyan bersama istrinya. Nabi Musa menceritakan tentang kenabiannya dan meminta Nabi Harun untuk membantunya menjadi juru bicara dalam setiap dakwahnya. 

Nabi Musa merasa bahwa dia memiliki kekurangan yang akan menghambat dakwahnya. Dia tidak bisa bicara dengan jelas karena lidahnya pernah terbakar saat masih kecil dulu. Sehingga, Nabi Musa pun memohon kepada Alloh "Dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku (yaitu) Harun Saudaraku." Maka, Alloh pun mengabulkan permohonannya itu.

Nabi Harun a.s. diangkat sebagai utusan Alloh dan mengemban tugas bersama-sama dengan Nabi Musa a.s. Keduannya berdakwah untuk Firaun dan kaumnya. Selama puluhan tahun, Firaun memerintahkan Mesir dengan sangat kejam. Dia juga menganggap dirinya sebagai Tuhan. "Akulah satu-satunya manusia dengan kekuatan paling sempurna. Aku adalah Tuhan yang harus kalian sembah!" kat Firaun.

Ketika Nabi Musa dan Nabi Harun menyerukan agar menyembah hanya kepada Alloh, Firaun marah besar dan meminta agar mereka berdua ditangkap. Firaun berkata, "Tunjukkan kehebatanmu, jika kamu utusan Tuhan!" lalu, Firaun memerintahkan para penyihir kerajaan untuk menunjukan kehebatan mereka. Para penyihir itu melemparkan seutas tali, yang kemudian berubah menjadi ular-ular kecil. 

Nabi Musa melemparkan tongkatnya. Atas ijin Alloh, tongkat itu berubah menjadi seekor ular besar yang menelan semua ular-ular kecil itu. Itulah salah satu mukjizat Nabi Musa. Namun, Firaun tetap menolak untuk mengakuinya. Kemudian, Nabi Musa menunjukan tangannya yang bercahaya sangat terang hingga tidak ada yang kuat melihatnya. 

Setelah peristiwa itu, sikap Firaun terhadap Nabi Musa dan para pengikutnya semakin kejam. Dia akan menghukum siapa saja yang berani menentangnya. Sungguh perjuangan yang sangat berat untuk Nabi Musa dan Nabi Harun. Hingga suatu hari, Firaun memimpin sendiri pasukannya untuk menangkap Nabi Musa. 

Nabi Musa, Nabi Harun dan kaum Bani Israil pergi dari Mesir untuk menghindari kekejaman Firaun. Mereka harus berjalan sangat jauh. Tujuan mereka adalah Baitul Maqdis. Namun langkah mereka terhenti di tepi Laut Merah. "Bagaimana kita bisa menyebrangi lautan? Sedangkan kita tidak punya perahu sama sekali," kata kaum Bani Israil. 

Tiba-tiba saja, Nabi Musa memukulkan tongkatnya ke laut dan atas izin Alloh, air laut itu terbelah menjadi dua. Menciptakan sebuah jalan bagi mereka. Kaum Bani Israil berhasil menyebrang dengan selamat. Sedangkan Firaun dan pasukannya yang mengejar dibelakang, tenggelam oleh air laut itu. Tidak ada satupun dari mereka yang selamat. 

Kaum Bani Israil menetap selama beberapa waktu di Bukit Sinai. Mereka mendirikan tenda-tenda kecil dan mulai beraktivitas seperti biasanya. Kemudian, Nabi Musa mendapat wahyu dari Alloh untuk pergi ke puncak bukit. Maka, Nabi Musa pun menitipkan kaumnya kepada Harun. Meminta agar Nabi Harun senantiasa mendampingi dan menuntun mereka agar tetap di jalan yang benar. 

Kepergian Nabi Musa yang mendadak membuat kaum Bani Israil gelisah. "Kapan Nabi Musa akan kembali? Bagaimana jika Dia meninggalkan kita dan tidak kembali lagi? Dan mengapa kita harus mengikuti perinah Harun?" Sebagian kaum Nabi Israil merasa iri pada Nabi Harun yang menjadi orang kepercayaan Nabi Musa. 

Sedikit demi sedikit, kekacauan mulai muncul. Mereka yang tidak mengakui kepemimpinan Nabi Harun menolak untuk patuh. Keadaan ini dimanfaatkan oleh Samiri. Salah satu kaum Bani Israil yang dulunya penyembah berhala. Karena Musa tidak ada, apa salahnya jika aku menciptakan Tuhanku lagi? kata Samiri. Dia pun berencana untuk membuat patung berhala lagi. 

Secara diam-diam Samiri mulai menghasut kaum Bani Israil satu persatu. "Musa telah meninggalkan kalian. Lalu, buat apa lagi kalian percaya padanya.?" bujuk Samiri. "Kita ciptakan lagi Tuhan yang tidak akan meninggalkan kita." "Bagaimana kita akan menciptakannya?" tanya mereka. Aku adalah ahli sihir terhebat. Kumpulkan semua emas milik kalian dan serahkan kepadaku.

Samiri memang pandai dalam mengolah besi dan emas. Dia mencairkan semua emas itu dalam api yang panas. Lalu dia sulap menjadi sebuah patung sapi yang sangat memukau. Dia juga menambahkan trik cerdas yang membuat patung itu seolah bersuara jika tertiup angin. "Moooo!!" Begitulah bunyi patung itu setiap kali angin bertiup.

Nabi Harun sudah berusaha mencegah kaumnya membuat patung berhala itu. Dia mengingatkan akan azab dari Alloh yang sangat pedih bagi kaum-kaum yang mendustakan Nya. Umatku! Itu adalah cobaan untukmu. Tuhanmu Maha Penyayang, maka ikutlah aku dan taatilah perintahku!. Namun sebagian dari kaum Bani Israil sudah terlanjur kembali ke jalan yang sesat. 

Setiap saat Nabi Harun senantiasa mengingatkan kaumnya. Namun, mereka tetap membangkang. Mereka bahkan berani mengancam Nabi Harun. "Engkau bukan Musa! Kami tidak akan berhenti sampai Musa kembali!" seru Samiri. "Dan jika engkau terus mengganggu, kami akan membunuhmu"!" Sejak saat itu, Nabi Harun sering mendapatkan perlawanann dan kekerasan dari kaumnya sendiri.

Setelah pergi selama 40 hari, Nabi Musa pun kembali lagi kepada kaumnya. Ketika melihat kaumnya telah kembali menyembah berhala. Nabi Musa tidak bisa menahan rasa kecewanya. Sungguh kejahatan yang kamu lakukan saat aku tidak ada! Apakah kamu ingin mempercepat pembalasan Tuhanmu?

Nabi Musa meminta Nabi Harun untuk menceritakan semuan yang terjadi. Ketika dia mengetahui bahwa semua itu adalah ulah Samiri. Nabi Musa pun memerintahkan agar Samiri ditangkap dan kemudian diusir. Nabi Musa berdoa kepada Alloh. "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan saudaraku dan masukkan kami ke dalam rahmat Mu. Engkau adalah Yang Maha Penyayang di antara para penyayang."

Selanjutnya, Nabi Musa dan Nabi Harun pun menghancurkan seluruh patung yang ada hingga tak tersisi satupun. Nabi Harun terus berdakwah dan berjuang di sisi Nabi Musa. Hingga suatu hari, Nabi Harun mendaki sebuah bukit bersama dengan Nabi Musa dan anak laki-lakinya. Saat itulah Nabi Harun meniggal dunia. Beliau meninggal tepat setelah 40 tahun Bani Israil keluar dari Mesir.

Tags