Di bawa bimbingan Nabi Musa dan Nabi Harun, Kaum Bani Israil terus bertambah dan berkembangan menjadi bangsa yang kuat. Namun sayangnya, setelah kedua Nabi ini wafat, mereka kembali terpuruk. Tidak ada lagi sosok kuat yang bisa memimpin dan membimbing mereka. Satu per satu ajaran Nabi Musa pun mulai ditinggalkan.
Pada waktu itu, ada satu negara yang dipimpin oleh raja yang sangat kejam. Dia adalah Raja Jalut. Dia dan pasukannya suka sekali menyiksa kaum Bani Israil. Kita harus memiliki raja yang kuat jika ingin menang melawan Raja Jalut. Aku setuju bagaimana kalau kita minta pendapat dari Nabi Syamiun. Dia adalah utusan Alloh.
Maka, berangkatlah kaum Bani Israil ke tempat Nabi Syamiun. Mereka bertanya, "Wahai utusan Alloh, apakah engkau bisa menunjuk salah satu di antara kami yang dan pantas menjadi raja?" Nabi Syamiun pun menjawab, "Sesungguhnya Alloh telah mengangkat Thalut menjadi rajamu." Sesuai dengan nasihat Nabi Syamiun, Thalut pun diangkat menjadi raja Bani Israil.
Setelah dinobatkan menjadi raja, Thalut melakukan pembenahan terhadap tentara Bani Israil. Dia mengumpulkan para pemuda untuk dijadikan tentara dan memberikan pelatihan dengan sangat keras sampai mereka dinyatakan siap untuk bertempur. Kalian sudah bertambah kuat! Bertempurlah dengan gagah berani!
Pertempuran demi pertempuran terus berlangsung. Namun pasukan Raja Jalut tidak mudah untuk dikalahkan. Kaum Bani Israil pun terus menerus merekrut prajurit baru. Pada suatu kesempatan, Nabi Daud meminta ijin kepada ayahnya untuk diperbolehkan ikut berperang. "Tidak, engkau masih kecil. Tunggulah sampai engkau dewasa," kata sang ayah.
Suatu hari, Nabi Syamiun melihat Nabi Daud kecil yang sedang menggembala domba. Dia pun bergegas menemui Raja Thalut dan berkata, "Wahai Thalut, sesungguhnya aku melihat pada diri Daud kemampuan unuk mengalahkan Jalut. Karena itu, ajaklah dia untuk berperang." Raja Thalut pun langsung meminta Nabi Daud ikut bergabung ke dalam pasukan Bani Israil.
Kehadiran Nabi Daud kecil di tengah-tengah pasukan membuat para prajurit heran. Apa yang bisa dilakukan oleh anak muda bertubuh kecil spertinya. Kamu lihat senjata yang dibawanya? Dia hanya membawa ketapel saja. Begitulah, senjata yang dibawa oleh Nabi Daud bukanlah pedang atau panah. Tetapoi sebuah keetapel.
Sebelum berangkat ke medang perang raja berpesan, "Nanti di tengah jalan akan ada sebuah sungai. Jika kalian haus, ambillah seggemggam saja. Bagi siapa yang melanggar, dia bukanlah bagian dari pasukanku!" "Siap Raja!!" teriak para prajurit. Rombongan Raja Thalut pun mulai berangkat ke perang.
Setelah jauh berjalan, mereka pun tiba di tepi sungai yang dimaksud oleh Raja Thalut. Para prajurit bergegas ke tepi sungai untuk minum. Sayangnya, banyak diantara mereka yang melanggar perintah dari raja. Bukankah Raja telah berpesan untuk minum segenggam tangan saja? Aku masih haus! Air segenggam tangan tidak akan cukup!
Ketika waktunya telah tiba, Raja Thalut memimpin pasukannya kembali. Mereka yang minum air sungai berlebihan, tiba-tiba saja merasa takut dan lemas. "Aku tidak mau mati," gumam mereka akhirnya, Raja pun meninggalkan sebagian pasukannya. Akibatnya, pasukan Raja Thalut hanya tersisi sedikit dan di antara mereka ada Nabi Daud kecil. Dia mematuhi perintah rajanya dengan baik.
Di tengah peperangan, Nabi Daud berhadapan langsung dengan Raja Jalut yang bertubuh sangan besar. "Kamu berani melawanku? Bahkan rajamu saja sudah kalah!" kata Jalut. Nabi Daud tidak gentar. Dia mengambil satu batu kecil, memasangnya ke ketapel dan mulai membidik ke arah Raja Jalut. Atas ijin Alloh, batu kecil itu tepat mengenai kening Raja Jalut dan membuatnya roboh.
"Raja jalut telah kalah! Dia sudah tewas!" teriak prajurit bani. "Kita Menang!" Mereka semua bersorak dan bersyukur atas kemenangan itu. Mereka pun memuji keberanian Nabi Daud. Siapa yang menyangka, jika anak bertubuh kecil itu berhasil mengalahkan seorang raja yang dikenal sangat kejam. Atas jasanya ini, Nabi Daud pun diangkat menjadi panglima perang.
Nabi Daud terus berkembang menjadi prajurit, yang luar biasa. Dia selalu amanah dalam menjalankan tugasnya sebagai panglima. Dan berhasil meraih banyak kemenangan dalam pertempuran. Raja Thalut sangat senang dengan sifat Nabi Daud. Dia pun menikahkan Nabi Daud dengan putrinya. Semakin lama, kedudukannya Nabi Daud pun semakin kokoh.
Ketika Raja Thalut wafat, kepemimpinan diteruskan oleh putranya. Namun sayang sekali, dia bukan sosok pemimpin yang baik. Dia sering berbuat tidak adil sehingga kerajaan pun pecah menjadi dua kelompok. Yaitu kelompok yang mendukung putra Raja Thalut dan kelompok yang mendukung Nabi Daud. Dalam perebutan kekuasaan itu, Nabi Daud lah yang menang. Dia pun dinobatkan sebagai raja baru.
Nabi Daud adalah seorang raja yang hebat. Dan dia mampu memimpin kerajaan dengan jujur dan adil. Alloh memberikan banyak mukjizat kepada Nabi Daud. Salah satunya adalah kemampuan untuk membuat baju besi, perisai dan peralatan perang yang kokoh. Baginda memang hebat! Dengan perisai ini, pasukan kita menjadi lebih aman dan kuat!
Ketika berusia 40 tahun, Alloh mengangkat Nabi Daud a.s menjadi Nabi serta Rasul Nya. Kemudian, Alloh menurunkan kitab Zabur sebagai pedoman hidup untuk kaum Bani Israil. Kitab suci ini berisi tasbih dan pujian kepada Alloh, kisah umat terdahulu, dan berita nabi-nabi yang akan datang. Berita tentang nabi akhir zaman, yaitu Nabi Muhammad SAW pun ada di dalam kitab Zabur ini.
Mukjizat Nabi Daud yang lainnya adalah mampu berbicara dengan hewan dan memiliki suara yang begitu merdu. Setiap kali Nabi Daud berzikir dan bertasbih, suaranya yang indah akan menarik berhatian para burung. Mereka akan berkumpul dan ikut bertasbih. Begitu juga dengan gunung-gunung. Semuanya tunduk dan ikut bertasbih bersama Nabi Daud.
Suatu ketika,, wabah penyakit melanda. Banyak rakyat yang terjangkit dan akhirnya meninggal dunia. Nabi Daud kemudian berdoa kepada Alloh dan wabah itu pun berhenti. Menurut riwayat, semua itu penuh dengan mukjizat. Orang sakit akan sembuh, air dan angin yang ada di sekitarnya pun menjadi tenang dan damai ketika mendengar suara Nabi Daud.
Sebagai bentuk rasa syukur kepada Alloh SWT. Nabi Daud mengajak putranya, Sulaiman, untuk membangun sebuah masjid. Yang kemudian diberi nama Baitul Maqdis. Saat ini, Baitul Maqdis kita kenal sebagai Masjidil Aqsha. Dan letaknya berada di Yerusalem, Palestina. Nabi Daud wafat pada usia 100 tahun lebih 6 bulan. Dan dimakamkan dikawasan Bukit Zion, di Yerusalem, Palestina.
Nabi Daud adalah seorang Nabi yang amalan shalat dan puasanya sangat disukai Alloh. Nabi Muhammad pernah bersabda, "Puasa yang lebih disukai oleh Alloh ialah puasa Daud, dan shalat yang paling disukai Alloh, adalah shalat Daud. Beliau tidur seperdua malam, bangun sepertiganya, lalu tidur seperenamnya. Beliau berpuasa satu hari, lalu berbuka satu hari." (HR. Bukhori dan Muslim).