Kisah Nabi Yakub ceritakita.web.id |
Nabi Yakub memiliki kakak kembar bernama Ish. Mereka berdua mendapatkan pendidikan agama yang sama. Nabi Yakub selalu berpesan kepada anak-anaknya untuk mengamalkan kebaikan dan beriman serta beribadah hanya kepada Alloh SWT. Namun sayangnya, Ish tidak mau mengamalkan semua ajaran ayahnya. Dia lebih suka berburu dan menjadi orang yang bebas.
Berbeda dengan Ish, Nabi Yakub mewarisi sifat terpuji ayahnya. Dia tumbuh menjadi anak yang baik hati, lemah lembut dan rajin. Dia belajar dengan sungguh-sungguh dan mengamalkan semua yang dipelajarinya. Karena itulah, Nabi Ishaq mengajarkan semua ilmu yang dimilikinya kepada Nabi Yakub. Dan membuat keduanya memilki ikatan yang sangat dekat.
Kedekatan Nabi Yakub dengan sang Ayah membuat Ish merasa iri. Dia menuduh ayah dan ibunya pilih kasih dan lebih menyayangi adiknya itu. Mereka berdua menjadi sering bertengkar ketika menginjak usia dewasa. Namun, dalam semua kesempatan, Nabi Yakub selalu mengalah kepada kakaknya itu. Dia tidak pernah mau membalas dan selalu bersabar.
Keadaan menjadi semakin rumit ketika Nabi Ishaq telah lanjut usia. Penglihatan dan pendengarannya mulai menurun. Beliau pun tidak bisa bergerak dengan bebas. Sebagai anak tertua, Ish lah yang bertanggung jawab untuk melayani kebutuhan ayahnya. "Aku akan pergi berburu, Jangan mencuri kesempatan untuk mendekati ayah!" ujar Ish.
Sampai siang hari, Ish belum juga pulang. Padahal, sudah waktunya mengantarkan makanan untuk sang ayah. "Ayah aku harus menunggu Ish? Ataukah aku minta Yakub saja yang mengerjakannya?" tanya sang Ibu dalam hati. Akhirnya, sang ibu meminta Nabi Yakub untuk mengerjakan tugas itu. Nabi Yakub mengantarkan makanan untuk Nabi Ishaq dan melayaninya dengan senang hati.
Melihat perilaku anaknya yang sangat baik, Nabi Ishaq memanjatkan doa kepada Alloh SWT. Beliau berkata "Semoga engkau menurunkan Nabi-Nabi dan Raja." Subhanallah, itulah doa Nabi Ishaq kepada Nabi Yakub. Ketika Ish mengetahui hal ini dia pun marah besar. Seharusnya doa itu untukku. Tapi ibu telah sengaja mengatur agar Yakub yang mendapatkannya!
Ish mengancam akan membunuh Yakub setelah ayah mereka meninggal. Ancaman ini membuat Nabi Yakub gelisah. Diapun menghadap kepada ayah dan ibunya, untuk meminta sebuah nasihat. Akhirnya Nabi Ishaq meminta putranya itu hijrah ke Faddam Aram di Irak. Tinggal di rumah pamannya, Laban bin Batwil yang merupakan saudara dari sang ibu.
Pergilah engkau ke sana dengan iringan doa dariku semoga Alloh memberkahi perjalananmu, memberi rezeki murah dan mudah serta kehidupan yang tenang dan tentram. Selesai berpamitan dengan kedua orang tuanya, Nabi Yakub pun mulai berkemas. Setalah itu, Nabi Yakub pergi secara sembunyi-sembunyi pada malam hari.
Dalam perjalanan menuju Irak, Nabi Yakub harus melewati gurun yang sangat luas. Saat siang hari, matahari begitu terik hingga terasa membakar kulit. Untuk bisa bertahan selama perjalanan panjang ini, Nabi Yakub pun memutuskan untuk beristirahat di siang hari dan berjalan di malam hari. Karena kebiasaan inilah, Nabi Yakub mendapat julukan Israil yang berarti berjalan di malam hari.
Akhirnya, setelah perjalanan yang begitu melelahkan, Nabi Yakub pun tiba di Faddam Aram. Sebuah tempat yang indah dan damai. Sepanjang mata memandang, terlihat pada subur dan ternak yang berkeliaran bebas. Nabi Yakub pun bergegas mencari rumah pamannya dan meminta izin untuk tinggl di sana. Sekaligus menyampaikan pesan dari sang ayah, bahwa tujuan dia datang adalah untuk belajar ilmu agama.
Sang paman, menerima keponakannya itu dengan senang hati. Dan mendidiknya seperti anak sendiri. Selama tinggal disana, Nabi Yakub belajar satu hal penting. Yaitu sifat murah hati dan dermawan. Sang paman selalu membagikan sebagian hartanya untuk orang yang membutuhkan. Nabi Yakub pun berusaha keras untuk bisa menjadi seperti pamannya.
Nabi Yakub belajar dan bekerja dengan baik. Dia membantu pamannya mengurus ternak-ternak dan sukses membesarkan usaha tersebut. Berapapun rizki yang didapatkan Nabi Yakub selalu menyisihkannya untuk orang yang tidak mampu. Semakin lama, Nabi Yakub semakin dikenal oleh banyak orang. Semua kagum pada sifatnya yang ramah, baik hati, serta dermawan. Hal ini membuat sang paman merasa bangga.
Suatu ketika, sang paman berniat untuk menjodohkan salah satu putrinya dengan Nabi Yakub. Sang paman memiliki 2 orang putri bernama Laya dan Rahil. Keduannya memiliki sifat dan akhlak yang terpuji. Nabi Yakub memutuskan untuk menikah dengan Rahil, karena memiliki paras yang lebih cantik.
Namun, hukum adat yang ada tidak memperbolehkan seorang adik menikah duluan dari sang kakak. Jika Nabi Yakub bersikeras untuk menikah dengan adik, maka Nabi Yakub harus menikah dengan kakak lebih dulu. Maka Nabi Yakub pun menikah dengan Laya, dan tujuh tahun kemudian Rahil. Waktu itu menikah kakak beradik belum dilarang oleh Alloh SWT.
Nabi Yakub menyayangi dan memperlakukan kedua istrinya dengan adil. Membuat rumah tangga mereka tenteram dan rukun. Hal ini membuat Laya dan Rahil bahagia dan berniat untuk membalas kebaikan suaminya. Mereka berdua akhirnya memutuskna untuk menikahkan dua orang budak yang mereka miliki dengan Nabi Yakub. "Balhah dan Zulfah adalah wanita yang cantik serta baik hati," kata Laya dan Rahil.
Akhirnya, setelah mendapatkan persetujuan dari semua keluarga, Nabi Yakub pun menikah dengan Balhah dan Zulfah. Dari keempat istrinya ini, Nabi Yakub dikaruniai 12 orang anak. Istri pertama, Laya dikaruniai 6 anak. Istri kedua Rahil dikaruniai 2 orang anak. Istri ketiga Zulfah dikaruniai 2 orang anak. Dan Istri keempat Balhah dikaruniai 2 orang anak.
Pada suatu malam, Nabi Yakub bermimpi bertemu dengan malaikat. Dan dia mendengar sebuah suara yang berkata, "Kelak, ia akan mendapatkan keturunan dan bumi ini akan menjadi miliknya." Apa yang disampaikan oleh suara ini sama dengan doa yang dipanjatkan oleh Nabi Ishaq, ayahnya. Begitu terbangun dari tidur, Nabi Yakub pun segera berdoa agar semua harapan itu dapat terkabulkan.
Nabi Yakub diangkat menjadi Nabi Utusan Alloh dan berdakwa di Kanaan. Beliau adalah sosok yang istimewa. Sifatnya yang adil dan bijaksana berhasil membuatnya menjadi pemimpin yang dihormati. Alloh benar-benar menjadikan anak keturunan Nabi Yakub menjadi raja dan penguasa bumi. Dari 12 orang anak, ada satu anak yang kelak akan diangkat menjadi Nabi Alloh, dia adalah Nabi Yusuf a.s.
Dan dari 12 anak inilah, kelak akan lahir beberapa Nabi Bani Israil. Mereka adalah Nabi Musa a.s, Nabi Harun a.s, Nabi Ilyas a.s, Nabi Ilyasa a.s, Nabi Daud a.s, Nabi Sulaiman a.s, Nabi Zakaria a.s, Nabi Yahya a.s, Nabi Isa a.s, dan Nabi Yunus a.s, Subhanallah! Nabi Yakub diberikan umur panjang hingga 148 tahun. Di akhir hidupnya Nabi Yakub tingga bersama Nabi Yusu di Mesir.