Kaum Madyan merupakan kaum keturunan bangsa Arab yang tinggal di Kota Maan. Saat ini daerah itu terletak di perbatasan Syam (Suriah). Sebagian besar penduduknya bekerja sebagai pedagang. Dan sebagian lainnya lagi bekerja sebagai petani. Hal ini memberikan kondisi tanah yang subur, sehingga mudah ditanami berbagai macam jenis tumbuhan.
Sebagian besar kaum Madyan menyembah pada pohon Aikah. Sebuah pohon yang sangat besar dan berdaun lebat. Kepercayaan ini telah ada sejak zaman dulu. "Ya, Aikah yang maha agung, lindungilah kami semua." seru sang pemimpin. "Limpahkan rahmatmu!" teriak para jamaah secara serempak, mengikuti ucapan sang pemimpin. Mereka semua termasuk dalam golongan orang-orang yang sesat.
Alloh mengutus seorang Nabi untuk membimbing kaum madyan kembali ajaran agama yang benar. Dia adalah Nabi Syuaib a.s. Seorang pemuda yang shaleh, ramah dan juga tampan. Namun tidak ada seorang pun yang menghiraukan seruan tersebut. Merekea terus aja menyembah pada Alloh.
Kaum Madyan memang kaum yang sering berbuat dosa. Salah satu kebiasaan buruk mereka adalah menipu. Setiap kali musim panen tiba, para pedagang kaya akan membeli segala macam hasil tani dengan harga yang murah. "Aku bersedia membeli semua hasil panenmu! Tapi jangan minta harga yang tinggi!" kata seorang pedagang. Dia sedang menawar hasil panen dengan harga yang sangan murah.
"Tapi tuan, lihatlah semua buah dan sayuran ini. Segar sekali tidak ada duanya. Tentu saja harganya lebih mahal," kata sang petani. "kamu kan tahu sendiri semua petani menjual barang yang sama. Kali kami tidak mau, aku akan beli dari petani lain," ancam sang pedang. Dengan terpaksa sang petani pun menjual hasil panennya dengan harga musah.
Setelah berhasil membeli barang dengan harga murah, para pedagang yang licik itu akan menjualnya kembali dengan harga yang jauh lebih tinggi. "Hahaha aku memang cerdas, semua bahan pokok ini berkualitas bagus. Tentu bisa aku jual dengan harga yang sangat mahal!" kata sang pedagang. "Anda memang hebat tuan," puji para pekerja.
Perbuatan buruk kaum Madyan tidak hanya berhenti sampai di situ. Dalam menjual barang-barang pun mereka selalu melakukan kecurangan. "Ayah, Ibu itu membeli 2 Kg daging. Mengapa engkau hanya menggunakan timbangan 1.5 Kg saja?" bisik seorang anak kepada ayahnya. "Sst! ini adalah trik berdagang" kata Ayahnya. "Dengan begitu kita akan mendapatkan kuangan yang jauh lebih banyak!
Kebiasaan mengurang timbangan ini sudah menjadi kebiasaaan yang melekat. Dengan cara yang itu, mereka bisa memperoleh keuntungan besar. Kamu liat ini? Uang kita sangat banyak. Iya, Ayah benar jika seperti ini terus, kita bisa cepat kaya. Semua bentuk kekurcangan ini membuat orang kaya semakin kaya dan orang miskin terus miskin.
Nabi Syuaib menentang dengan keras segala bentuk kecurangan tersebut. Di berkata "Janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan. Sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab dari Alloh." Kaum Madyan merasa tersinggung dan marah dengan teguran itu. Mereka berkata "Apakah Tuhaanmu memintamu untuk melarang kami berbuat apa saja padahal itu adalah harta kami."
Nabi Syuaib kembali menyerukan agar mereka berhenti berbuat curang. merampas hak orang lain dan menindas kaum yang lemah. Dia menceritakan kisah tentang kaum Nuh yang tenggelam dalam banjir bandang karena menyembah selain Alloh. Tentang kaum Nabi Luth yang ditelan bumi karena berbuat dosa besar, juga tentang kaum-kaum lainnya yanbg terkena azab karena tidak mau beriiman kepada Alloh SWT
Namun, kaum Madyan terus-menerus menyangkal. Hai Syuaib, apakah agamamu yang menyuruh agar kami meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak kami? Padahal engkau salah satu dari kami, tapi mengapa selalu saja ingin mengatur dan membatas kami? Pertanyaan-pertanyaan lain muncul silih berganti. Dan lama kelamaan, berubah menjadi hinaan.
"Sesungguhnya, engkau adalah orang yang lemah dan tidak berkuasa. Jika bukan karena keluargamu, kami pasti akan mengusirmu!" kata mereka. Bukan hanya mengancam, mereka juga menentang Nabi Syuaib untuk menunjukan bukti bahwa dia adalah utusan Alloh. Dimana azab itu? Dimana siksaan yang dijanjikan itu? Mengapa belum datang juga?
Nabi Syuaib pun berdoa kepada Alloh SWT, "Ya Tuhan kami, berilah keputusan kepada kami dan kaum kami dengan adil. Engkaulah pemberi keputusan yang sebaik-baiknya." Alloh SWT menjawab doa Nabi Syuaib Alloh berfirman, agar Nabi Syuaib pergi dari kota bersama para pengikutnya. Karena azab dari Alloh akan segera datang menghampiri kaum Madyan.
Kaum Madyan merasa gembira melihat Nabi Syuaib pergi meninggalkan kota mereka. "Hahaha, akhirnya dia pergi!" teriak salah satu kaum Madyan. "Itu membuktikan bahwa semua yang dikatakannya tidak benar. Tidak mungkin ada bencana yang datang selama kita masih menyembah Tuhan Aikah!" sahut yang lainnya. Dan mereka pun bergembira merayakan kemenangan itu.
Namun, mereka semua tidak mengetahui, bahwa azab yang perih telah menunggu. Alloh menurunkan udara yang sangat panas. Danau dan sungai mengering dalam sekejap. Sumur pun sudah tidak berair lagi. Perlahan-lahan tanah pertanian mengering dan gagal panen terjadi dimana-mana. Ternak-ternak pun mati. Kapan Hujan akan turun? Aku sungguh tidak tahan lagi. Panas ini sangat menyiksa.
Tidak lama kemudian, awan hitam menggulung menutupi langit. Orang-orang pun berhamburan menuju ke luar rumah. "Hore !! akhirnya hujan akan turun!" teriak mereka sambil berlari menuju ke tempat-tempat yang dinaungi awan gelap tersebut. "Sejuknya! Awan ini akan menyelamatkan kita!" Begitulah, mereka mengira bahwa awan hitam itu akan menurunkan hujan.
Sesaat kemudian, gumpalan-gumpalan api yang sangat panas jatuh dari awan hitam tersebut. Mengenai orang-orang yang berkerumun di bawahnya. Gumpalan api itu sangat panas dan membakar apa saja yang disentuhnya. Semua orang berteriak meminta pertolongan. Mereka berlari ke segala arah untuk mencari tempat berlindung. Namun, tidak ada lagi tempat yang aman bagi mereka.
Suara germuruh yang sangat keras terdengar seperti ribuan guntur. Tiba-tiba saja, tanah bergetar dan berguncang dengan dahsyat. Sungguh bencana yang sangat besar. Tidak ada satupun orang yang selamat. Mereka yang selalu berbuat curang, menentang Nabi Alloh dan ingkar terhadap Alloh. tertimbun untuk selamanya. Itulah hukuman dari Alloh untuk kaum Madyan.