Cerita Nabi Hud dengan kaum Ad

Nabi Hud ceritakita.web.id

Kaum Ad merupakan kaum tertua. Mereka adalah keturunan dari orang-orang yang selamat setelah bencana banjir bandang yang terjadi pada masa Nabi Nuh a.s. Selang waktu berlalu, kaum Ad menempati sebuah daerah yang indah dan subur. Daerah itu dikenal dengan nama Hadramaut. Pertanian dan perternakan menjadi mata pencaharian utama bagi kaum Ad.

Selain tanah yang suburm, kaum Ad memiliki segudang kelebihan lainnya. Mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam bertani sehingga hasil panen mereka selalu melimpah. Kaum Ad juga dikenal dengan perawakanya yang tinggi dan besar. Sehingga mereka bisa bekerja lebih baik daripada kaum lainnya. 

Semua kemudahan dan kelebihan yang dimiliki ini membuat kaum Ad lupa pada Alloh SWT, Mereka terlena pada semua kenikmatan yang didapatkan. Keadaan ini dimanfaatkan oleh para Iblis, Mereka terus menerus berbisik, "Lihatlah panenmu melimpah dan semua ternakmu gemuk. Nikmatilah, dan berpestalah sepuasmu!"

Iblis tidak pernah berhenti menghasut manusia. Dari satu manusia ke manusia lainnya, Iblis selalu mencari celah. Hingga suatu hari iblis berhasil mmebujuk mereka untuk menciptakan patung-patung yang sangat indah. Dengan keahlian memahat yang mereka miliki, setiap patung yang dipahat terasa begitu nyata.

Iblis tidak pernah merasa puas. Setelah kaum Ad terbiasa membuat patung, Iblis kembali berbisik, "Kalian adalah kaum terkuat. Ciptakanlah Tuhan kalian sendiri. Sembahlah. Maka kamu tidak akan pernah kesusahan." Kaum Ad terbujuk oleh rayuan Iblis. Maka, lahirlah patung Shamud dan Alhattar. Tuhan yang disembah oleh kaum Ad.

Sejak saat itu, kaum Ad berubah menyembah berhala. Jauh setelahnya, anak cucu mereka benar-benar tidak mengenal Alloh SWT. Di tengah-tengah kaum yang sesat ini, Alloh mengutus Nabi Hud a.s. sejak kecil, Nabi Hud dikenal sebagai orang yang sangat terpuji. Selalu ramah dan jujur dalam berucap, amanah, serta pekerja keras. 

Kepada kaumnya, Nabi Hud berkata "Wahai kaumku! Sembahlah Alloh, tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Selama ini kamu hanyalah mengada-ada." Awalnya, dakwah Nabi Hud ini tidak berhasil menarik perhatian. Maka Nabi Hud pun mendekati kaumnya satu per satu. Dia mengajak untuk kembali menyembah Alloh SWT dan meninggalkan patung berhala itu. Karena semua patung itu merupakan Tuhan palsu.

Seruan dakwah Nabi Hud ini membuat para pemimpin kaum Ad menjadi marah. Merekapun mengadakan pertemuan untuk membahas hal tersebut. "Sesuai dengan ajaran nenek moyang. Tuhan kita adalah Shamud dan Alhattar!". Benar, Shamud dan Alhattar lah yang telah menjaga kita selama ini. Berkat Nya pertanian dan peternakan kita selalu melimpah.

Dari pertemuan tersebut, mereka pun sepakat untuk menghimpun kekuatan dan menentang Nabi Hud. Setiap kali Nabi Hud menyampaikan dakwah, mereka selalu melawan. Tidak hanya itu, merekapun mulai menyebut Nabi Hud sebagai pembohong dan orang gila. Bertahun-tahun Nabi Hud berdakwah jumlah pengikutnya hanya sedikit.

Semakin lama, kaum Ad semakin terjerumus dalam dosa. Mereka menyekutukan Alloh dengan menyembah berhala dan mendustakan Nabi yang diutus kepada mereka. Atas dosa-dosa meereka ini, Alloh menurunkan azab berupa kemarau panjang. Tanah pertanian yang dulunya subur, kini berubah menjadi kering. Ternak yang dulunya gemuk, kini berubah menjadi kurus.

Di tengah bencana ini, Nabi Hud mengajak mereka untuk bertaubat. Wahai Kaumku! Mohonlah ampunan kepada Alloh, lalu bertobatlah kepada Nya. Niscaya Alloh akan menurunkan hujan yang sangat deras. Tapi mereka semua menolak. Kaum Ad berkata "Kekeringan ini bukan apa-apa jika sudah waktunya, hujan pasti akan datang. Siapa yang bisa menandingi kami?"

Menjawab kesombongan itu, Alloh pun menunjukkan kuasa Nya. Awan mulai berkumpul di langit dan menutupi matahari. Kau Ad langsung mendongkakan kepala mereka. Ketika melihat awan hitam menggantung di langit, mereka pun berseru, "Ya Shamud Ya Alhattar, engkau telah mengabulkan doa kamu!". Mereka semua bersorak sorai menyambut datanya hujan.

Nabi Hud tahu, bahwa awan itu bukanlah berkah dari Alloh. Melainkan azab dan hukuman yang akan dijatuhkan jika mereka tetap tidak mau bertaubat. Sayangnya, hingga akhirpun, kaum Ad tidak mau mendengarkan perkataan Nabi Hud. Mereka justru menantang. Kau selalu mengancam dengan azab dari Tuhan Mu, Maka buktikanlah jika engkau memang benar. 

Awan semakin menggulung, seluruh kaum Ad keluar dari rumah mereka untuk menyambut datangnya hujan. Namun sesungguhnya mereka sedang menunggu datangnya azab. Nabi Hud tidak bisa lagi menolong mereka. Nabi Hud pun meminta para pengikutnya untuk pulang ke rumah masing-masing dan berdoa memohon perlindungan dari Alloh.

Tidak lama kemudian, angin topan datang dengan sangat kencang. Merusak semua yang dilewatinya. Benda-benda beterbangan ke angkasa. Ladang mereka rusak,, hewan ternak pun tersapu oleh angin. "Badai datang! Selamatkan diri kalian!" teriak kaum Ad. "Berlindunglah di dalam rumah mereka semua panik mencari tempat untuk berlindung.

Namun sayangnya, tidak ada tempat yang aman bagi kaum Ad. Badai dan angin topan yang dahsyat itu terus berlanjut selama delapan hari. Dan ketika akhirnya badai tersebut berhenti, semua rumah kaum Ad, ladang, ternak dan semua harta benda lainnya telah musnah. Termasuk pula patung-patung berhala yang mereka sembah. Seluruh kaum Ad telah hancur.

Sementara itu, Nabi Hud dan kaumnya yang beriman kepada Alloh mendapatkan perlindungan dan selamat dari badai. Setelah daerahnya hancur tersapu badai, Nabi Hud dan para pengikutnya pun pindah, ke daerah yang lebih aman. Nabi Hud terus berdakwah dan wafat pada usia 130 tahun. Subhanallah! Itulah bukti kuasa Alloh SWT.
Tags