Cerita Nabi Ayyub sakit selama 18 tahun

Kisah Nabi Ayyub ceritakita.web.id
Nabi Ayyub a.s berasal dari keluarga yang terhormat dan kaya raya. Ayahnya adalah Amush keturunan Al Ish, putra pertama Nabi Ishaq. Jadi bisa disimpulkan bahwa Nabi Ayyub a.s merupakan keturunan dari Nabi Ibrahim a.s. Nabi Ayyub tinggal di daerah Hauran, Kota Damaskus. Para penduduk di sana merupakan Suku Arab asli dan memiliki bahasa seindah syair. 

Nabi Ayyub merupakan lelaki dengan paras yang rupawan, sabar, bijaksana dan cerdas. Sungguh luar biasa rahmat yang diberikan oleh Alloh SWT. Sejak kecil, Nabi Ayyub telah terbiasa bekerja. Dan ketika dia dewasa, segala jenis usaha yang dikelolanya semakin sukses. Nabi Ayyub memiliki ribuan ternak, bangunan dan tanah yang sangat luas. 

Kesuksesan ini membuat Nabi Ayyub dipuja banyak orang. Semua orang tua ingin menjadikannya menantu. Pada akhirnya, Nabi Ayyub menikah dengan Siti Rahmah, putri Afrayim bin Yusuf a.s. Subhanallah! Rahmah merupakan wanita yang cantik dan shaleh. Rumah tangga mereka dikarunia 12 anak yang shaleh dan juga rupawan. Kehidupan Nabi Ayyub sungguh  bahagia. 

Meski hartanya melimpah dan diberikan kenikmatan hidup yang tak ada habisnya, tapi Nabi Ayyub tidaklah sombong. Dia tetap hidup sederhana dan tidak pernah menutup mata pada orang-orang yang membutuhkan. "Terima kasih Tuan. Semoga Alloh melimpahkan rahmatnya kepadamu." Begitulah doa yang selalu diucapkan oleh orang-orang yang ditolong oleh Nabi Ayyub. 

Nabi Ayyub adalah contoh orang yang kuat imanya dan rajin beribadah. Karena itulah, Alloh mengangkat beliau menjadi Nabi dan bertugas menyebarkan ajaran tauhid yang benar kepada penduduk Hauran. Sejak saat itu, Nabi Ayyub memulai dakwahnya. Dia juga membangun masjid-masjid sebagai tempat ibadah. 

Iman dan Taqwa Nabi Ayyub yang begitu kuat membuat Iblis tidak senang. Iblis kemudian meminta kepada Alloh agar mereka diberikan kekuatan untuk menggoda Nabi Ayyub. Atas ijin dari Alloh, Iblis menyebarkan derita. Satu per satu ternak miliki Nabi Ayyub mati seperti ternaknya. 

Dalam waktu singkat, kehidupan Nabi Ayyub dan keluarganya tiba-tiba saja berubah. Seluruh harta hilang dalam sekejap. Dalam setiap kesempatan, iblis selalu berbisik, "Tuhanmu telah berpaling. Datanglah kepadaku dan aku akan membantumu." Namun Nabi Ayyub tidak tergoda. Dia tetap bersabar dan mengharap pahala, serta berdzikir di pagi, siang ataupun malam hari.

Merasa usahanya gagal, Iblis kembali ijin kepada Alloh untuk menggoda Nabi Ayyub lagi. Kali ini, mereka berniat merebut semua orang yang disayangi oleh Nabi Ayyub. Mereka menciptakan bencana besar yang merobohkan rumah Nabi Ayyub. Dalam peristiwa itu, seluruh keluarga Nabi Ayyub meninggal dunia. Seketika itu juga, Nabi Ayyub kehilangan semua anak tercintanya. 

Iblis kemudian berkata, "Hai Ayyub lihatlah! Tuhanmu telah merobohkan rumahmu hingga anak-anakmu mati. Apakah kamu masih tetap menyembah Nya?" Sekali lagi, Nabi Ayyub tetap tidak tergoda. Baginya semua yang dia miliki adalah pemberian Alloh SWT. Dan dia sadar, bahwa Alloh bisa mengambilknya lagi kapan saja. Sebagai manusia hal itu merupakan cobaan yang harus dihadapi. 

Kini Nabi Ayyub tinggal di rumah yang sangat sederhana. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka harus bekerja dengan keras. Meski dalam kondisi yang serba kekurangan, Nabi Ayyub tetap kuat. Dia tetap berdakwah, mengajarkan iman dan taqwa kepada Alloh SWT. Sikap dermawannya pun tidak pernah berkurang. Dia tetap berbagi, meskipun hanya sedikit. 

Setelah dua musibah besar tersebut, datang lagi musibah baru untuk menguji Nabi Ayyub. Seluruh tubuh Nabi Ayyub tiba-tiba mengeluarkan nanah dari kulit kepala hingga kaki. Cobaan kali ini sungguh berat, hingga membuat Nabi Ayyub tidak bisa melakukan apa-apa. Dia tidak bisa bergerak apalagi bekerja. Segala macam obat telah dicoba, namun penyakit itu tidak kunjung sembuh. 

Lama kelamaan, orang-orang mulai menjauh dari Nabi Ayyub. Mereka merasa jijik dan takut tertular. Mereka bahkan bergunjing dibelakang Nabi Ayyub. Engkau tahu? Dia pasti sudah melakukan dosa besar. Karena itulah, Alloh tidak menyembuhkan cobaanya itu. Begitulah selama Nabi Ayyub sakit, hanya istrinya saja yang masih setiap.

Bertahun-tahun kemudian, Nabi Ayyub belum juga sembuh. Sang istri mulai merasa putus asa. Tubuh dan hatinya mulai lelah karena setiap hari harus bekerja demi upah yang sangat sedikit. Iblis menggunakan kesempatan ini untuk menggoda istri Nabi Ayyub. "Aku dulu berhasil menjatuhkan Adam lewat Hawa. Sekarang pun aku akan menggunakan cara yang sama" kata Iblis.

Istri Nabi Ayyub tergoda oleh bujuk rayuan iblis. Dia memberanikan diri untuk mengadu kepada Nabi Ayyub. Engkau adalah seorang nabi yang mulia. Seandainya engkau berdoa kepada Alloh untuk meminta disembuhkan, tentu akan dikabulkan. Sungguh cobaan ini terasa berat untuk kita. Nabi Ayyub bertanya, "Berapa lama kita merasakan kebahagiaan?" Dan istrinya menjawab "Dua puluh tahun."

"Lalu berapa lama kita menderita?" tanya Nabi Ayyub lagi. "Tujuh tahun," jawab istrinya lirih. Nabi Ayyub lantas menjelaskan, bahwa cobaan yang mereka alami belum seberapa jika dibandingkan dengan kebahagiaan dan rahmat yang telah mereka terima dari Alloh SWT. Maka, tidak sepantasnya mereka mengeluh. Karena Alloh tidak akan menimpakan cobaan yang tidak bisa ditanggung oleh hambanya. 

Nabi Ayyub merasa kecewa karena istrinya telah tergoda oleh bujukan iblis. Dia kemudian bersumpah, "kalau Alloh telah menyembuhkanku, akan kupukul kamu seratus kali." Cobaan ini terus berlanjut hingga 18 tahun. Selama itu pula, Nabi Ayyub tidak pernah sekalipun mengeluh. Meskipun dikucilkan oleh orang-orang dan harus menahan lapar setiap harinya, Nabi Ayyubb tetap sabar. 

Suatu ketika, Nabi Ayyub berdoa kepada Alloh, "Wahai Tuhanku, aku ditimpa penyakit. Dan Engkau Maha Penyayang di antara semua penyayang." Alloh mengabulkan doa Nabi Ayyub dengan menurunkan firmannya, "Hentakanlah kakimu ke atas bumi, niscaya akan muncul air yang sejuk. Mandi dan minumlah, maka penyakitmu akan sembuh." Subhanallah semua penyakit yang diderita Nabi Ayyub benar-benar sembuh!

Nabi Ayyub bersujud kepada Alloh SWT, begitu pula dengan istrinya. Mereka berdua tidak henti-hentinya bersyukur atas mukjizat yang telah Alloh berikan ditengah kebahagiaan itu, Nabi Ayyub teringat pada sumpah yang telah dia buat ketika sakit. Sumpah harus dilaksanakan. Jika tidak, dia akan berdosa. Tapi, dia pun tidak tega jika harus memukul istrinya sebanyak 100 kali.

Sebelum Nabi Ayyub melaksanakan sumpah itu, Alloh menurunkan firmannya, "Ambillah seikat jerami dan pukullah dengannya, maka tidaklah engkau berdosa (dalam melaksanakan sumpahmu)." Alhamdulilah! Alloh meringankan hukuman untuk istri Nabi Ayyub. Itulah balasan untuk seorang istri yang telah setia merawat suaminya selama belasan tahun dengan sabar dan ikhlas. 

Setelah itu, Nabi Ayyub dikaruniai kekayaan dan keturunan berkali lipat dari yang pernah dimilikinya. Alloh berfirman, "Dan kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Alloh." Semua ini merupakan rahasia di balik kesabaran dan keteguhan hati serta sikap lapang dada yang dimiliki oleh Nabi Ayyub.

Tags