Nuaiman Sahabat Nabi yang Jenaka

Nuaiman ceritakita.web.id

Seorang lelaki tergopoh-gopoh berlari menuju pasar. Langkah kakinya mantap tertuju pada satu warung penjual makanan. Begitu sampai di depan warung, lelaki ini langsung berteriak, "Tolong bungkuskan roti, kurma dan susu untukku," kata lelaki itu dan Nuaiman namanya. Nanti kamu ambil uangnya di masjid. Aku selalu berada disana.

Begitu memperoleh makanan yang diinginkannya, Nuaiman langsung berlari lagi menuju masjid. "Aku akan membagi makanan ini dengan Rasulullah. Beliau pasti senang menerimanya," pikir Nuaiman dalam hati. Dia begitu gembira membayangkan bisa makan bersama Rasulullah. 

Sampai di masjid, Nuaiman menghadap kepada Rasulullah. Ia pun menyerahkan bungkusan yang ada di tangannya. "Ini hadiah dari saya, Ya Rasulullah. Saya membara makanan ini untuk dimakan bersama," kata Nuaiman. Rasulullah tersenyum menerima hadiah itu. Dan mereka pun makan bersama. 

Sesaat kemudian, pemilik warung datang ke masjid. Diapun menghampiri Nuaiman. Setelah Rasulullah memberikan izin, pemilik warungpun bicara pada Nuaiman, "Wahai Nuaiman, aku datang untuk mengambil uang atas makanan ini."

Nuaiman berhenti makan, kemudian memandang Rasulullah sambil tersenyum lebar. Ya Rasulullah, aku ingin sekali memakan ini. Jadi aku membelinya dan membawanya kesini agar kita bisa makan bersama. Namun, engkaulah yang harus membayar. Rasulullah tertawa mendengar alasan Nuaiman ini. Dan beliau pun membayar harga makanan tersebut. 

Nuaiman memang berbeda dengan para sahabat lainnya. Dia suka berbuat jahil dan melontarkan candaan. Sifatnya ini kadang membuat orang lain kesal. Aku sungguh heran dengan Nuaiman. Dia selalu berbuat sesuka hati seperti itu. Kadang kala, kita perlu membuat Nuaiman jera. 

Suatu hari, datanglah seorang dari desa yang sangat jauh. Dia singgah di masjid untuk beribadah sekaligus istirahat. Sebelum masuk ke masjid, orang ini menambatkan untanya di sebuah pohon. Para sahabat melihat unta yang tertambat ini tanpa penjaga. Mereka kagum pada unta yang berukuran sangat besar itu. 

Salah satu sahabat memanggil Nuaiman dan berkata "Lihatlah unta itu. Jika saja dia bisa disembelih, tentu dagingnya akan cukup untuk kita semua makan dengan kenyang. Sekaligus bisa dibagikan kepada fakir miskin." Nuaiman mengangguk setuju. Dalam hati dia berpikir, jika memang unta itu tidak ada pemiliknya, tentu tidak apa jika dia menyembelih. Toh, ini semua demi kepentingan umat banyak. 

Setelah para sahabat itu pulang, Nuaiman mulai beraksi. Dia melepaskan tali yang mengikat si unta. Kemudian membawanya pergi. Beberapa jam kemudian, Nuaiman sibuk dengan proses penyembelihan unta. Dia membagi daging unta itu. Ada yang untuk dirinya sendiri, para tetangganya, para sahabat serta orang-orang lainnya yang kekurangan. 

Nuaiman membawa satu karung besar berisi daging unta. Dia bermaksud membawanya ke masjid dan membagikannya dengan para sahabat lain. Baru saja masuk ke halaman masjid, Nuaiman mendengar  suara ribut-ribut. Nuaiman menghampiri salah satu sahabat dan bertanya, "Ada apa ini?"

Sahabat itu pun menjawab, "Salah seorang tamu Rasulullah kehilangan untanya,". Kemudian sahabat ini balik bertanya, "Apa itu yang kamu bawa?" Nuaiman dengan gugup menjawab, "Ini daging unta. Bukankah kalian tadi bilang ingin makan daging unta?" "Aku sudah membaginya juga dengan orang-orang miskin. Dan ini sisanya untuk kalian."

"Sungguh celaka!" teriak sahabat itu. "Bagaimana bisa kamu menyembelih hewan tanpa berpikir dulu?" Sekarang, pemilik unta itu sedang kebingungan mencari dimana untanya berada. "Lalu, bagaimana ini?" tanya Nuaiman dengan polos. "Tentu saja kamu harus membayar unta tersebut."

Nuaiman melemparkan daging unta yang dipegangnya begitu saja. Dia kemudian berlari dan bersembunyi di sebuah lubang. "Aku tidak punya uang untuk membayar unta itu. Jadi, sebaiknya aku sembunyi." Nuaiman mengoleskan tanah ke sekujur tubuhnya agar tidak mudah ditemukan. Diapun menutup lubang tanah menggunakan daun kurma. 

Rasulullah bertanya kepada para sahabat, apakah ada di antara mereaka yang mengetahui siapa pelakunya. Para sahabat pun berkata bahwa Nuaiman lah pelakunya. Kemudian mereka menceritakan apa yang sebenarnya terjadi dan menunjukkan dimana Nuaiman bersembunyi.

Rasulullah membuka lubang tempat Nuaiman bersembunyi dan meminta Nuaiman untuk keluar. Wajah Nuaiman yang penuh debu dan tanah terlihat bagitu menyedihkan sekaligus lucu. Rasulullah pun bertanya, mengapa kamu menyembelih unta itu? Dan jawaban Nuaiman sama persis seperti yang diceritakan oleh para sahabat. 

Rasululah membantu Nuaiman keluar dari lubang. Namun, begitu dia sampai di atas, dia langsung berlari sambil berteriak, "Terima Kasih, ya Rasulullah!" Rasulullah tidak marah, Beliau tersenyum simpul melihat tingkah Nuaiman yang jahil itu. Beliau lantas membayar harga unta itu dua kali lipat. Si pemilik unta senang bukan main. Dia pun berterima kasih kepada Rasulullah.

Suatu hari, para sahabat mendapati Nuaiman sedang mabuk. Mereka pun menegur Nuaiman. Kamu sungguh keterlaluan. Mengaku beriman dan cinta pada Rasulullah, namun akhlakmu sungguh buruk. Tidak hanya suka berbuat jahil, tapi juga suka mabuk-mabukan. "Suatu saat, engkau akan mendapatkan hukuman dari Alloh!" kata sahabat lainnya. 

Kejadian itu diketahui oleh Rasulullah. Beliau pun bersabda, "Jangan pernah sekali lagi kalian menghujat dan melaknat Nuaiman. Meskipun dia seperti itu, tetapi ia selalu membuatku tersenyum." Inilah kisah Nuaiman sahabat yang sering membuat Rasulullah tersenyum. Kelak, Nuaiman akan masuk surga dengan wajah tersenyum. Begitulah sabda Rasulullah.