Cerita Pemilik Dua Sayap Jafar Bin Abi Thalib

Pada masa Rasulullah, ada 5 orang yang sangat mirip dengan beliau. Mereka adalah para saudara, keturunan Bani Abdi Manaf, Keluarga besar penjaga kabah di Mekkah. Salah satu dari 5 orang tersebut adalah Jafar bin Abi Thalib. Dia adalah sepupu dari Rasulullah. Bagi orang tidak begit paham, pasti sulit untuk memerdekan keduanya. 

Jafar dikenal sebagai pemuda yang lembut dan penuh kasih sayang. Dia menikah dengan perempuan mulia, yaitu Asma bin Umais. Kehidupan rumah tangga mereka sangat harmonis. 

Suatu hari, Abu Bakar menyampaikan kabar bahwa telah lahir nabi baru dan membawa ajaran agama penyempurna. Beliau adalah Muhammad SAW. Jafar dan istrinya memutuskan untuk memeluk Islam. Mereka termasuk dalam golongan orang yang pertama memeluk Islam. 

Suatu hari sang istri mengadu, "Para pedagang di pasar tidak mau lagi menjual barang mereka kepada orang muslim," kata sang Istri. Meskipun mendapatkan tentangan dari berbagai pihak, iman Jafar tidak pernah goyah.

Kaum Quraisy semakin kejam. Mereka menutup pintu perdagangan, menguasai mata air, melarang shalat di tempat umum hingga menganiaya siapa saja yang memeluk Islam. Maka Rasulullah memerintahkan kepada para sahabat untuk hijrah ke Habasyah. "Ini adalah jawaban dari Alloh. Meskipun berat meninggalkan tanah kelahiran, di Habasyah kita bisa beribadah dengan tenang," kata Jafar kepada istrinya.

Di Habasyah, umat muslim mendapatkan perlindungan dari Raja Najasyi yang adil dan baik hati. Alhamdulilah mereka semua bisa hidup dan beribadah dengan tenang. Namun, berita tentang perlindungan raja ini diketahui oleh kaum Quraisy. Mereka tidak bisa membiarkan hal ini terus berlanjut. Maka, berangkatlah dua utusan Quraisy ke Habasyah. 

Para utusan itu menemui menteri kerajaan dan berkata "Ada sebagian dari kaum kami yang menyusup ke negerimu. Mereka menyebarkan ajaran agama baru dan memecah belah persatuan. Ini hanya akan merugikan kalian. Dukunglah kami." kata salah satu utusan. "Sebagai balasannya kami membawa hadiah yang sangat banyak," sahut utusan lainnya sambil memperlihatkan harta benda yang mereka bawa. 

Hadiah yang begitu banyak membuat para menteri setuju untuk membantu. Mereka pun mengantar para utusan itu untuk menghadap Raja. Para utusan itu meminta kepada Raja Najasyi untuk menghentikan perlindungan yang diberikan kepada kaum muslimin dan bersedia untuk memulangkan mereka ke Kota Mekkah.

Namun, Raja Najasyi sama sekali tidak tergoda oleh hadiah tersebut. Aku akan menemui mereka secara langsung, jika mereka salah maka aku akan mengembalikan kepada kalian. Jika mereka benar, aku akan melindungi mereka semuanya. Setelah itu, Raja Najasyi mengutus orang untuk memanggil perawakilan dari kaum muslimin. 

Pertemuan antara Raja Najasyi dan kaum muslimin pun terjadi. Mereka berkumpul dalam satu ruangan yang besar. Di ruangan itu juga hadir dua utusan dari kaum Quraisy. Sesaat kemudian, Raja Najasyi bertanya, "Jelaskan kepadaku apa yang kamu imani dan seperti apa agama yang kamu anut? dan mengapa engkau meninggalkan kaummu sendiri!". 

Kaum muslimin menunjuk Jafar sebagai juru bicara. Maka Jafar pun menjawab pertanyaan sang raja. "Dahulu kami adalah orang-orang jahiliyah. Kami menyembah berhala, memakan bangkai dan melakukan hal-hal keji. Sampai akhirnya Alloh mengutus seorang Rasull yang mulia, jujur dan amanah." selanjutnya Jafar menceritakan segala hal tentang Islam. 

Raja Najasyi tersentuk akan dakwah yang diberikan oleh Jafar. Raja pun menoleh utusan kamu Quraisy dan berteriak, "Pergilah kalian! Mereka tidak akan aku serahkan! Aku akan memberikan perlindungan kepada seluruh umat muslim."

Sungguh berita yang menggembirakan. Sejak saat itu, umat muslim di Habasyah bisa beribadah dengan tenang. Semua ini berkat dakwah Jafar. 

Waktu terus berlalu. Kamu muslimin yang ada di Habasyah mulai resah. Mereka rindu dan ingin berjumpa dengan Rasulullah. "Aku mendengar kabar bahwa saat ini Rasulullah sedang berada di Madinah. Akun akan hijrah ke sana"  kata Jafar. Mereka berangkatlah Jafar dan istrinya beserta beberapa kaum muslimin ke Madinah. 

Ketika Jafar sampai di Madinah, suasana kota begitu ramai. Mereka sedang merayakan kemenangan atas perang khaibar. Jafar pun pergi untuk menemui Rasulullah. Sungguh peristiwa yang membuat hati bahagia. 

Saat itu, Rasulullah menyambut kedatangan Jafar dan bersabda "Sungguh aku tidak tahu, dengan yang mana aku merasa bahagia. Apakah dengan kemenangan khaibar ataukah dengan kedatanganmu?".

Kedatangan Jafar disambut dengan hangat oleh kaum muslimin. Terutama golongan fakir miskin, karena dia adalah sosok yang sangat murah hati dan banyak membela golongan miskin. Diapun mendapat gelar Abil Masakin atau bapak orang-orang miskin.

Beberapa waktu kemudian, pecah perang muktah. Rasulullah mengangkat Zaid bin Haritsah menjadi panglima pasukan. Kemudian beliau berpesan "Jika tewas atau cidera, komandan digantikan Jafar bin Abi Thalib. Seandainya Jafar tewas atau cidera, dia digantikan Abdullah bin Rawahah. Dan apabila Abdullah bin Rawahah cidera atau gugur, hendaklah kaum muslimin memilih pemimpin diantara mereka.

Perang ini terjadi antara kaum muslimin melawan pasukan Romawi. Pertempuran yang sangat sengit karena muslimin kehilangan tiga panglima mereka. Jumlah pasukan Romawi jauh lebih besar. Mereka kaum muslimin kewalahan. Panglima pertam Zaid bin Haritsah gugur, Jafar pun langsung melompat dan mengambil bendara. Kini tanggung jawab pasukan ada di pundaknya. 

Jafar bertempur hingga titik darah penghabisan. Sambil membawa bendera, dia menebaskan pedang ke arah musuh. Dalam pertempuran itu, Jafar kehilangan tangan kanannya. Tapi dia terus maju dan akhirnya kehilangan satu tangan lagi. 

Jafar tersungkur, kedua tangannya telah hilang dan tubuhnya penuh dengan luka. Bendera pun diambil oleh Abdullah bin Rawahah yang kemudian ikut gugur dalam perang itu. 

Tiga panglima hebat telah gugur. Kabar ini membuat Rasulullah merasa sedih. Beliau pergi ke rumah Jafar untuk menyampaikan kabar ini secara langsung. Rasulullah tidak kuasa menahan air matanya. Asma bertanya "Ya Rasulullah, mengapa anda menangis? Apa yang terjadi dengan Jafar? Beliau menjawab, "Ya, dia telah sayhid hari ini." 

Kesedihan menghampiri keluarga Asma. Namun, kegembiraan segera datang menggantikan. Karena Rasulullah bersabda "Alloh menggantikan kedua tangannya dengan dua sayap". Ia dapat terbang kemanapun ia suka di surga.

Subhanallah, itulah kisah Jafar bin Abi Thalib yang mendapatkan balasan istimewa dari Alloh SWT karena keberaniannya dalam membela agama Alloh.