Cerita Mimpi Melihat Neraka Abdullah bin Umar

Abdulla bin Umar ceritakita.web.id

Abdullah bin Umar adalah putra dari Umar bin Khattab. Kakak dari Hafshah, istri Rasulullah. Abdullah bin Umar sering dipanggil dengan nama Ibnu bin Umar. Sejak kecil, Ibu sangat lekat pada ajaran Islam. Ayahnya merupakan salah satu sahabat Rasul yang paling dekat. Ibnu pun mewarisi sifat-sifat mulia dari ayahnya tersebut.

Semasa Rasulullah masih hidup, Ibnu selalu mengamati apa yang dilakukan oleh beliau. Cara berbicara, cara berjalan, cara beribadah dan semua hal lainnya selalu ditiru. Jika ada yang bertanya, siapakah yang paling mirip meniru Rasulullah, maka Ibnu Umar lah jawabannya.

Pada saat Ibnu Umar berusia 13 tahun, dia memohon agar diperbolehkan ikut berperang. Namun, Rasulullah menolaknya. "Apakah aku tidak cukup baik, Ayah?" tanya Ibnu kepada ayahnya. Bukan begitu anakku, Rasulullah tidak mengizinkan karena engkau masih terlalu muda. Jika sudah waktunya nanti, engkau pasti akan menjadi prajurit yang hebat!.

Suatu hari, Ibnu melihat salah satu sahabat datang kepada Rasulullah untuk menceritakan mimpinya. Setelah itu, Rasulullah akan menafsirkan mimpi tersebut. "Alangkah bahagianya jika aku pun bisa bermimpi dan bercerita kepada Rasul," kata Ibnu dalam hati. Pada masa itu, memang hal yang biasa untuk bertanya kepada ahli tafsir tentang mimpi yang dialaminya. 

Ibnu lebih sering menghabiskan waktunya di masjid daripada di rumahnya sendiri. Hari ini pun sama, Ibnu pergi ke masjid. Sesampainya disana, dia mengambil air wudhu kemudian merebahkan diri. Tubuhnya terasa lelah dan dia ingin tidur. Sambil memejamkan mata. Ibnu berzikir kepada Alloh, hingga akhirnya dia jatuh tertidur.

Keinginan Ibnu untuk mendapatkan mimpi terkabul. Dalam tidurnya itu dia bermimpin didatangi oleh dua sosok yang sangat besar. Dia tidak bisa mengenali sosok itu. Tapi dalam hati dia yakin, bahwa mereka adalah para malaikat Alloh. "Apakah para malaikat ini datang untuk menjemputku?" tanya Ibnu dalam hati. Kedua malaikat itu memegang lengan Ibnu dan menariknya bersamaan. Ibnu pun melayang menjauh dari Bumi.

"Aku berada dimana?" pikir Ibnu. Dia kini tiba didepan sebuah pintu yang sangat besar. Ibnu merasa takut. Apakah dirinya sudah meninggal? Saat Ibnu sibuk dengan pikirannya sendiri, kedua malaikat tadi membuka pintu besar itu. Ibnu meminta mendekat. dan ketika dia melewati pintu tersebut, sebuah pemandangan yang mengerikan terhampar di bawah sana. 

Jauh dibawah sana, api berkobar hebat. Suara jeritan terdengar dari segala arah. Udara panas pun menyeruak, menerpa wajah Ibnu. "Tempat apakah ini?" tanya Ibnu. "Ini adalah neraka," jawab salah satu malaikat. Ibnu melebarkan pandangannya. Dia melihat wajah-wajah yang dikenalnya sedang meronta-ronta dari siksaan api neraka.

"Sungguh mengerikan. Manusia tidak ada apa-apaanya jika dibandingkan dengan api neraka ini," kata Ibnu. "Semoga Alloh melindungi dan menjauhkanku dari siksa api yang panas ini." kata Ibnu seraya berdoa kepada Alloh. Namun, jawaban kedua malaikat tadi mengejutkan. "Engkau belum sepenuhnya terhindar dari api neraka!"

Ibnu terbangun dari tidurnya. Mimpi yang baru saja dialaminya terasa begitu nyata. "Apa arti dari mimpiku ini?" tanya Ibnu dalam hati. Ibnu ingin sekali menemui Rasulullah dan menceritakan mimpinya, namun dia tidak memiliki keberanian. Sepanjang sisa malam, Ibnu terus terhanyut dalam kekhawatiran. 

Hari berikutnya, Ibnu berkunjung ke rumah Hafshah. Dia menceritakan mimpin yang dialaminya dengan detail. "Aku sungguh ingin tahu apa arti dari mimpiku ini. Namun, aku tidak berani menemui Rasulullah," kata Ibnu. "Aku akan membantumu, Kak. Aku akan menyampaikannya kepada Rasulullah." jawab Hafshah.

saat ada kesempatan, Hafshah pun menceritakan mimpi kakaknya itu kepada Rasulullah. Dia memohon agar Rasulullah bersedia menafsirkan mimpi tersebut. Selesai Hafshah bercerita, Rasulullah SAW berkata, "Sebaik-baik lelaki adalah Abdullah bin Umar kalau dia mau melakukan shalat malam!".

Hadhah menyampaikan pesan Rasulullah kepada kakaknya. "Jika ingin terhindar dari api neraka, maka kerjakanlah shalat tahajud," kata Hafshah. Ibnu menitikkan air mata. Dia pun bersujud kepada Alloh SWT. Memohon ampun dan perlindungan. "Ya Alloh, jauhkanlah hambamu ini dari api neraka." Sejak saat itu, Ibnu tidak pernah meninggalkan shalat malam.

Sesuai dengan sabda Rasulullah, sebaik-baiknya lelaki adalah Ibnu. Selain tekun dan kuat imannya, dia juga seorang pedagang yang sukses. Dengan kekayaanya itu, Ibu sering bersedekah. Suatu ketika, Jabir bin Abdullah berkata "Tidak ada diantara kami disenangi oleh dunia dan dunia senang kepadanya, kecuali Umar dan putranya Abdullah."

Umar memang sangat istimewa. Suatu ketika, turun surah Ali Imran ayat 92 yang berbunyi "Kalian sekali-kali tidak akan sampai pada kebajikan (sempurna) sebelum kalian menafkahkan sebagian harta yang kalian cintai." Setelah mendengar ayat tersebut, Ibnu langsung memerdekaan seorang budak perempuan. Dia berkata, "Aku sungguh mencintaimu di dunia ini, maka aku akan membebaskanmu sekarang."

Begitulah sifat Ibnu. Dia selalu bersungguh-sungguh dalam menjalankan perintah Alloh. Di saat orang lain merasa harus menyimpan harta yang paling berharga. Ibnu justru melepaskannya demi mendapatkan kebajikan seperti yang difirmankan oleh Alloh. Hingga masa tuannya, Ibnu tidak pernah sekalipun meninggalkan shalat malam. Subhanallah!