Sahabat yang satu ini memiliki fisik yang sangat mirip dengan Rasulullah. Badanya tinggi dan gagah. Wajahnya pun sangat rupawan. Tidak heran jika dia selalu menjadi pusat perhatian. Namanya adalah Mushab bin Umair, seorang pemuda Quraisy yang berusia 14 tahun lebih muda dari Rasulullah. Dia lahir di keluarga yang terhormat dan kaya raya.
Mushab juga memiliki akhlak yang baik. Dia merupakan putra kesayangan. Semua kebutuhanya terpenuhi secara melimpah. Semua benda yang dimilikinya memiliki kualitas terbaik. Misalkan saja baju dengan bahan kain termahal dari Yaman. Dan parfum langka yang dibeli dari Syam. Tidak ada pemuda lain yang bisa menandingi penampilan Mushab yang serba cemerlang.
Semua kelebihan yang dimiliki oleh Mushab membuat dia menjadi paling pipiler di Kota Mekkah. "Apakah Mushab bari saja melewati jalan ini?" tanya seorang gadis. Benar. Bagaimana kamu tahu? Karena hanya Mushab saja yang memiliki bau parfum seharum ini.
Suatu hari, tersiar kabar bahwa muncul seseorang yang mengaku sebagai nabi dan membawa ajaran agama baru. Sama sepertikaum Quraisy lainnya, keluarga Mushab berkata "Tidak boleh ada satupun dari keluarga kita yang bergaul dengan orang-orang Islam!" seru salah satu paman. Tidak boleh ada yang mengkhianati agama nenek moyang.
Hari demi hari, Mushab merasa semakin penasaran. Dia telah mengamati secara diam-diam apa saja yang dilakukan oleh orang-orang muslim. Maka Mushab pun memutuskan untuk mendatangi Al-Arqam. Rumah dan yang dijadikan pusat dakwah oleh Rasulullah. Sampai disana, Mushab mendengar lantunan ayat suci AlQuran. Dan hatiya pun langsung tersentuh. Dan Mushab memutuskan untuk bersyahadat dan memelk agama Islam.
"Tidak ada baiknya jika aku memberitahu tentang keislamanku kepada keluarga. Mereka pasti akan menentangku," kata Mushab dalam hati. Mushab lantas memutuskan untuk menyembunyikannya. Dia selalu datang ke Al-Arqam secara sembunyi-sembunyi untuk belajar tentang Islam. Dia juga beribadah secara sembunyi-sembunyi. Namun sayangnya, ada orang yang melihat hal ini dan melaporkannya kepada ibu Mushab.
"Apa yang telah kamu lakukan? Sungguh memalukan sekali!, engkau telah melakukan dosa besar!" teriak sang Ibu. Mushab berusaha untuk menjelaskan kepada ibunya. Dia bahkan mencoba untuk mengenalkan Islam kepada sang Ibu. Namun, sang Ibu tidak mau tahu. "Sebelum engkau dihukum oleh keluarga besar, maka aku lah yang akan menghukummu!".
Mushab lantas dikurung di sebuah ruangan kecil yang terletak jauh di pojok rumah. Dia juga diminta untuk melepaskan semua pakaian mahal serta perhiasan yang dipakai. Dan kini, dia dipaksa memakai baju jelek seperti para budak. "jangan beri dia makanan apapun kecuali spotong roti dan air putih. Biar dia merasakan akibatnya!" kata Ibu Mushab kepada para budak di rumahnya.
Kehidupan Mushab berubah dratis. Dari seorang pemuda kaya raya yang serba kecukupan menjadi pemuda miskin yang tidak memiliki apapun. Bahkan untuk makan dengan layak saja dia tidak bisa.
Suatu hari, Mushab mendengar kabar bahwa orang-orang muslim akan pergi hijrah ke Habasyah. Mushab pun mencari cara agar dia bisa kabur dari rumah. Mushab berhasil kabur dan ikut dengan rombongan pertama hijrah. Di bawah perlindungan Raja Habasyah, kaum muslimin bisa beribadah dengan tenang. Ketika tersiar kabar bahwa Mekkah sudah aman, Mushab ikut dalam rombongan yang kemabli ke Mekkah. Namun, kota Mekkah masih sama seperti dulu, Maka, Mushab pun memutuskan untuk hijrah kembali ke Habasyah.
Keadaan di Kota Mekkah semakin buruk. Kaum Quraisy semakin kejam kepada orang-orang muslim biasa. Merekapun merencanakan pembunuhan terhadap Rasulullah. Maka Rasulullah dan para sahabat memutuskan untuk hijrah ke Madinah. Rasulullah ingin memberikan tempat yang aman kepada seluruh umatnya. Agar mereka terbebas dari perlakuan kejam kaum Quraisy.
Sebelum hijrah itu, dilaksanakan, Rasulullah memerintahkan Mushab pergi ke Kota Madinah lebih dahulu untuk berdakwah. Tugas Mushab adalah mengenalkan agama Islam. Dengan tujuan ketika Rasulullah datang nanti bersama seluruh umat muslim, penduduk Madinah sudah mengenal Islam dan lebih mudah menerima seluruh rombongan.
Mushab memikul tanggung jawab yang sangat besar. Padahal ada banyak sahabat Rasulullah yang lebih tua dan memiliki kekuasaan. Namun Rasulullah memilih Mushab dan pilihan beliau tidak pernah salah. Dengan kecerdasan, kejujuran dan kesungguhan hari, Mushab berhasil membuat para tokoh besar di Kota Madinah memeluk Islam.
Dari tokoh-tokoh besar itu, satu per satu penduduk Kota Madinah pun ikut memeluk Islam. Mushab tidak hanya berhasil mengenalkan Islam kepada penduduk Madinah, dia juga berhasil mengajak kaum Anshar itu untuk memeluk Islam. Mushab berhasil mempersiapkan Kota Madinah untuk menyambut hijrah Rasulullah. Persitiwa yang besar dalam sejarah Islam.'
Dua tahun kemudian, perang Badar meletus. Sebanyak 300 perajurit muslim melawan lebih dari 1000 pasukan kaum Quraisy. Dan Mushab termasuk didalamnya. Dalam perang itu, kamum muslimin memperoleh kemenangan. Sesuai tradisi yang ada, para tawanan perang akan dijadikan budak. Salah satu tawanan itu adalah Abu Azizi bin Umair, saudara kandung Mushab.
Mushab tidak goyah sedikitpun melihat saudaranya yang sebentar lagi akan menjadi budak. Meskipun dia memohon untuk diampuni. "Pertahankanlah dia. Ibunya adalah wanita yang sangat kaya. Engkau pasti akan mendapatkan tebusan yang besar!" kata Mushab kepada para sahabat yang bertugas menjaga tawanan perang. Iman Mushab sungguh tidak tergoyahkan.
Satu tahun kemudian, kaum Quraisy menyerang lagi dengan jumlah pasukan yang lebih besar. Perang Uhud pun pecah. Pasukan muslimin tidak lebih dari 700 orang, sedangkan pasukan Quraisy lebih darai 3000 orang. Dalam perang ini, Mushab ditunjuk sebagai pembawa bendera yang merupakan simbol kekuatan suatu pasukan. Jika pembawa bendera jatuh, maka pasukan itu dianggap kalah.
Karena kecerobohan para pasukan pemanah yang tidak mematuhi perintah Rasulullah, pasukan muslimin berhasil dikepung dan dipojokkan. Dalam keadaan genting itu, Mushab melihat Rasulullah terkepung. "Aku harus melakukan sesuatu!", sertu Mushab dalam hati. Maka, diapun mengangkat bendera tinggi-tinggi sambil berteriak dengan kencang. "Allahu Akbar!"
Pasukan Quraisy salah mengira Mushab sebagai Rasulullah. Ibnu Qumaiah, salah satu pasukan kanan Mushab yang memegang bendera hingga putus. Mushab mengambil bendera yang terjatuh dengan tangan kirinya. Dia tidak bisa membiarkan bendera itu jatuh. Namun, Ibnu Qumaiah kembali menebas tangan kirinya itu.
Mushab masih bisa bertahan meskipun telah kehilangan kedua tangannya. Namaun, prajurit Quraisy lainnya melembparkan tombak ke arah Mushab hingga membuatnya tewas. Ibun Qumaiah berteriak, "Aku telah membunuh Muhammad!". Teriakannya ini membuat pasukan muslimin terguncang. Sebagian dari mereka tewas dalam perang dan sebagaian lagi melarikan diri.
Setelah perang usai, Rasulullah beserta para sahabat kembali lagi ke medan perang. Beliau mencari para sahabat yang gugur dan mendoakannya. Merekapun menemukan jenazah Mushab. Selama hidupnya, Mushab tidak memiliki banyak harta benda. Dan ketika wafat, dia hanya meninggalkan selembar kain untuk menutupi jenazahnya.
Melihat kondisi jenazah Mushab ini, Rasulullah berkata, "Ketika di Mekkah dulu, tak seorang pun aku lihat yang lebih halus pakaiannya dan lebih rapi rambutnya daripadanya. Tetapi sekarang ini, dengan rambutmu yang kusut masai, hanya dibalut sehelai burdah. Inilah kisah pemuda kaya raya yang rela melepaskan segalanya demi berjuang di sisi Rasulullah. Subahanallah!